sambutan hangat

Selamat datang diblog ga' penting yg pernah ada, jangan bunuh penulisnya karena monyet hewan yg dilindungi

Jumat, 22 Maret 2013

Muncul Setalah Lama di Perut Bumi

Beberapa hari lalu gue dapet tugas untuk ngebuat sebuah cerpen dan cerpen yang aku ambil bergenre komedi. kenapa komedi karena bukan romantis karena aku  lebih enjoy klo cerita komedi daripada yang lain yaahhh.... mengingat gue gak pernah ngeblog lagi dan mengingat Alam yang hmpir mengambil alih blog ini maka aku mencoba meluangkan waktu untuk nulis lagi. dan kali ini gue akan post cerpen yang gue buat sekitar 2 hari lalu. karena cerita ini untuk guru jadi bahasanya juga gue perhalus. jadi nikmatilah


yaaahhh.... walau kupikir ini udah semacam muncul setalah lama di perut bumi.



Robot terbaik untuk rico

            Rico,Aku,dan Alam adalah sahabat dari sejak taman bermain. Kami selalu bersama setiap harinya. Tapi saat Rico lulus dari SD dia terpaksa pindah ke Tokyo karena ayahnya memiliki pekerjaan disana. Rico di Tokyo selama 3 tahun dan rencananya minggu ini dia akan pulang. Karena Rico sangat suka dengan robot jadi untuk menyambut kepulangannya aku dan Alam berencana untuk memberikannya robot dengan versi terbaru.
            Keesokan harinya aku dan Alam pergi ke Mall ternama di kota ini. Setelah sampai disana kami tidak langsung mencari hadiahnya itu melainkan bermain di Time Zone. Kami bermain disana sampai lupa tujuan utama kita ke Mall itu. Saat kita di tempat parkir untuk pulang Alam berkata,”Fit apa kamu tidak lupa sesuatu” “hmm iya sih aku seperti melupakan sesuatu tapi aku tidak tahu apa itu”, jawab ku. Sesaat kemudian ada anak yang keluar dari mall sambil menangis karena ingin sekali dibelikan mainan robot. Dan saat itulah aku dan Alam ingat apa yang kami lupakan. Kami akhirnya memutuskan untuk kembali masuk ke dalam mall tersebut dan mencari Toko yang menjual robot yang kami maksud
            Saat berada di Toko kami menemukan robot itu. Tapi setelah kami melihat harga robot itu kami menjadi ragu untuk membelikan Rico sebuah robot dengan versi terbaru itu. “Permisi apa harga robot ini tidak bisa turun?”, tanya Alam dengan muka polos nya “oh tidak bisa soalnya ini robot versi terbaru yang asli buatan jepang, jika memang kamu mau beli dengan harga yang murah coba saja beli yang barang yang sudah bekas tidak beda jauh dengan barang aslinya, hanya saja barang bekas ini buatan cina” jawab seorang pelayan  tersebut. “Ok lam ak hanya punya uang Rp 50,000 sedangkan harganya Rp 350,000 kamu sekrang bawa uang berapa?”,tanya ku “aku bawa Rp 300,000 sih”, jawab Alam. Menurut buku yang selama ini ku pelajari situasi yang Alam rasakan adalah situasi bingung antara ya dan tidak. Karena aku sudah mengerti situasi ini maka jalan paling bijak adalah meyakinkan dia untuk mau mengeluarkan uang Rp 300,000. “Lam teman kita sangat ingin kejutan dari kita, ingat dulu saat SD dia selalu sendiri dan tidak punya teman selain kita, apakah kau tidak mau menolongnya dari jurang kesendirian itu dengan cara menyumbangkan uang Rp300,000 mu itu”, Kata ku kepada Alam .
“ya baiklah Fit ini Rp 300,000 buat kebahagiaannya Rico” balas Alam “kamu memang benar benar sahabat terbaik, semoga sumbangan ini bisa berguna untuk Rico”, balas ku. Kadang aku berfikir jika Alam memang benar benar sahabatku, tapi kadang aku berfikir Alam itu sebuah mesin ATM berjalan yang sangat mudah dibodohi.
            Besoknya Rico menghubungi ku,“Fit aku sampai di Indonesia sekitar jam 8 malam nanti dan baru sampai malang sekitar jam 12 malam”. Setiap satu jam sekali Rico selalu menghubungi ku kata Rico dia sangat kangen dengan aku dan Alam, ak tidak mengerti definisi kangen yang dia maksud seperti apa, karena terakhir dia kangen dengan kami itu dalam artian yang berbeda. Dia kangen untuk pinjem uang dari Alam dan membodohi ku untuk menjadi seperti pelayannya. Karena pada hakikatnya diantara kita dialah yang paling pintar untuk hal-hal memanfaatkan seseorang. “oh ya besok lusa rencananya aku dan Alam ingin pergi main ke rumah mu, itu bukan masalahkan?”, tanya ku kepada Rico “bukan masalah jika kamu ke rumah ku dengan membawa PS3 mu dan setidaknya membantuku membersihkan kamar ku” jawab Rico. Bukan masalah jika aku harus membawa PS3 ku kerumah Rico tapi yang menjadi masalah permintaan yang terakhir, karena walaupun aku sudah berusaha keras untuk membantunya untuk membersihkan kamar itu, tapi kebersihan itu hanya berjangka waktu 5 jam saja karena setelah itu semua kembali seperti keadaan semula. Tapi keadaan semula yang ku maksud adalah keadaan semula saat aku belum membersihkan kamar itu.”baiklah aku akan membersihkannya seperti biasanya” jawab ku dengan muka pasrah. Aku juga tidak mengerti kenapa aku selalu mau dibuatnya menjadi pelayan yang selalu tunduk dengan muka pasrah.
            Besoknya aku dan Alam bertemu untuk merencanakan pemberian hadiah itu. “Menurutku cara memberikannya sebaiknya dengan cara yang tidak biasa, jadi saat Rico ke kamar mandi cobalah kamu kunci dia di kamar mandi itu lalu setelah 2 jam kita lempar beberapa telur melalui jendela yang ada di atas kamar mandinya, setelah dia telah banyak terkena lemparan telur kita baru terakhir kita lempar hadiah kita” kata Alam dengan yakin. Aku juga kadang berfikir jika Alam itu orang yang tidak bisa membedakan antara mendapatkan simpati dari sahabat dengan mendapatkan musuh. Atau dia juga orang yang tidak bisa membedakan antar telur dengan uang Rp 350.000. “Lam ku rasa itu bukan ide yang benar benar bagus

lebih baik kita ke masjid untuk solat ashar dan berdoa agar mendapatkan pencerahan” jawabku singkat. Walau sebenarnya aku juga berdoa agar otak Alam mendapatkan banyak pencerahan.
            Setelah pulang dari masjid kami pergi ke rumah ku untuk bermain seperti biasa dan akhirnya Alam memutuskan untuk menginap di rumah ku karena dia lupa jika dia tidak membawa kunci rumahnya sendiri sedangkan keluarganya pergi keluar kota untuk 3 hari. Akhirnya kita bermain sampai larut malam. Keesokan harinya tepat jam 5 pagi Alam membangunkan ku dari tidur ”hey fit udah jam 5 ayo cepat bangun nanti kita kesiangan loh”,kata Alam “Lam apa kamu tidak mengerti konsep ruang dan waktu? ini masih pagi sekali liat jam itu masih jam 4 pagi dan apakah kau mengerti jika siang itu masih 8 jam lagi?”, jawab ku kesal.
            Siangnya kita ke rumah rico seperti janji ku kemarin lusa pada Rico. Sesampainya disana kami langsung bermain di kamarnya tapi seperti biasanya sebelum kami bermain di kamar itu, kami harus melakukan kegiatan wajib yaitu makan siang. Aku dan Alam selalu makan siang dulu di rumah Rico karena menurut kami di rumah itu surganya makanan. Mengingat pagi tadi kami harus membelah 2 mie instant, jadi setidaknya siang ini kami tidak menderita kelaparan.
            setelah kenyang kami langsung bermain di kamar Rico. Setelah 30 menit di kamar itu, aku menyadari sesuatu yang membuatku terdiam. Aku terdiam karena aku baru menyadari di atas lemari Rico ada robot dengan versi terbaru sama seperti yang ku beli bersama Alam. Setelah itu aku mengajak Alam keluar dari kamar Rico. “Lam apa kamu menyadari masalah apa yang kita hadapi sekarang?”,tanya ku “Masalah? Apakah masalah yang kau maksud itu kita yang selalu kalah jika bermain game pertarungan melawan Rico?”,jawab Alam bingung “bukan bodoh kalau yang itu adalah masalah kita sejak lama, tapi masalah yang lebih serius adalah Rico punya robot sama seperti yang kita beli, sekarang kita harus membuat rencana agar kita tidak rugi membuang uang Rp350.000”. kami akhirnya menyusun rencana dengan sangat serius di kamar mandi Rico. Karena tempat itu biasanya banyak memberikan inspirasi. Setelah 10 menit kami akhirnya selesai menyusun rencana dengan baik dan kami segera kembali ke kamar Rico
            “Rico itu robot keren sekali boleh aku pinjem?” tanya Alam “boleh saja tapi ku mohon jangan rusak yang satu itu karena robot itu adalah robot dengan versi terbaru, dan kurasa robot itu lebih berharga dari hidupku, jadi tolong bermain lah dengan damai kali ini”. Jawab Rico “jadi Robot ini lebih berharga dari hidupmu ya,    baiklah aku akan bermain robot ini dengan Fitrah di luar” balas Alam. Rico yang curiga apa yang akan dilakukan oleh aku dan Alam dengan robot kesayangannya itu memutuskan untuk ikut keluar rumah
            “ok Lam taruh robot itu disana, aku sudah lama tidak menggunakan senapan ku ini dan kurasa aku butuh sasaran yang sangat berharga agar niatan ku untuk menembak jadi bertambah besar dan jika niatan ku bertambah besar maka keakuratan menembak ku akan ikut bertambah”,kata ku dengan lantang. Rico yang melihat jika robotnya menjadi sasaran tembak sempat tidak menyangka dan saat aku sudah menarik pelatuk senapan ku seketika itu robot kesayangan Rico hancur. Tiba – tiba suasana menjadi hening, Rico yang terdiam karena robot tercintanya hancur di depan matanya, aku yang terdiam karena berhasil dengan sempurna mengahancurkan robot itu, dan Alam yang terdiam karena dia tidak mengerti apa yang terjadi. Setelah robot itu hancur tiba - tiba rico duduk dan menangis dan kurasa itu kedua kalinya dia menangis setelah sebelumnya dia menangis karena lupa password facebooknya sendiri.
            Aku dengan tersenyum menghampirinya dan memberikan hadiah kepulangannya itu “aku dan Alam memberikan hadiah robot ini untuk hadiah kepulangan mu tapi kami tidak menyangka kau sudah punya jadi kami terpaksa menghancurkan punya mu yang lama dan memberikannya yang baru” kata ku “Aku juga tidak menyangka kalian akan memberikan hadiah atas kepulangan ku, kalian memang benar sahabat terbaiku,sebagai gantinya aku akan berikan makan malam sekaligus minumannya” balas Rico dengan senyuman. Alam dan Rico langsung kembali ke kamar tapi aku harus membereskan kepingan robot Rico dulu dan mengembalikan senapan ku kerumah. Tapi semua kembali hening saat aku mengambil satu kepingan dan terdapat tulisan made in japan. Sebuah kalimat yang mengartikan bahwa robot yang dibeli Rico adalah robot yang asli dari jepang dan harganya bisa sampai jutaan rupiah. Di hati kecil ku ak merasa sangat prihatin dengan Rico tapi di sisi lain senyuman tadi menandakan jika robot yang aku dan Alam beri adalah
robot terbaik untuk Rico.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar